Categories

Sabtu, 24 November 2012

Liputan 4


Turun Panggung Empat Kali, Sabet Predikat Ranking Satu

Hari ketiga penyelenggaraan MSC (M-Teens School Competition) 2012 (24/11) di @MX Mall diwarnai lomba-lomba yang tidak kalah seru dengan hari-hari sebelumnya. Sebut saja lomba Ranking Satu yang kembali di helat, setelah pada hari pertama (22/11) juga dilaksanakan. Lomba yang dibagi menjadi tiga tahap, UTS (Ujian Tengah Semester), UAS (Ujian akhir Sekolah), dan UN (Ujian Nasional) ini dibagi menjadi tiga sesi pada hari kedua diselenggarakannya, dimana setiap sesi memiliki jumlah peserta yang berbeda-beda.
                Ada yang unik pada penyelenggaraan Ranking Satu pada hari kedua ini. Hadirnya Syafril Trianur Hidayat (18) di tengah-tengah peserta untuk kedua kalinya setelah pada hari pertama penyelenggaraan Rangking Satu, menimbulkan pertanyaan dari semua penonton dan peserta lain. Siswa kelas XII yang bersekolah di SMAN 9 Malang ini sempat menjadi lima besar pada hari pertama penyelenggaraan Ranking Satu. Meskipun sudah gugur dan harus berhenti pada babak UAS (Ujian Akhir Sekolah) di hari pertama, siswa tiga bersaudara ini pantang menyerah untuk menjadi seorang Ranking Satu. Siswa yang menyukai pelajaran Bahasa Inggris ini kembali mengikuti Ranking Satu pada hari kedua, terlebih dia juga mengikuti tiga sesi berturut-turut. “Rata-rata semua peserta masih kelas X dan XI bahkan ada yang masih SMP. Sedangkan saya sudah kelas XII SMA, itu yang membuat saya penasaran dan selalu ingin mencoba lagi sampai saya berhasil,” jelas Syafril Trianur Hidayat.
                Pada sesi pertama dan kedua, siswa yang biasa dipanggil Ari ini menuai kegagalan dan harus turun panggung pada saat sudah memasuki tahap UN (Ujian Nasional). Namun sekali lagi, kegagalan tidak memembuat Ari jera untuk mencoba. Meskipun keikutsertaannya dalam dua sesi sekaligus menuai komentar dari beberapa orang, siswa yang mengidolakan Lady GaGa ini tidak mengambil pusing dan terus membulatkan tekad untuk mengikuti perlombaan. “Banyak yang berkomentar bahwa saya ambisius. Tapi saya tetap ingin mencoba dan tidak terlalu memikirkan itu. Itu semua karena motivasi dan dukungan dari orang tua saya juga. Terima kasih juga untuk para penonton yang mendukung saya terus,” jelas siswa yang hobi membaca novel karangan J.K. Rowling ini dengan sumringah.
                Usaha dan kegigihan Ari akhirnya terbayar pada saat sesi ketiga. Penonton setia acara pencarian bakat, Indonesian Idol ini berhasil lolos dari ketiga tahap untuk menjadi Ranking Satu dan melanjutkan perlombaan untuk menjawab lima pertanyaan terakhir sebelum menjadi Ranking Satu. Pertanyaan terakhir dari MC (Master of Ceremony) mengenai jabatan tertinggi di Angkatan Laut menjadi pamungkas dari siswa yang bercita-cita melanjutkan kuliah di jurusan Sastra Bahasa Inggris ini untuk meraih predikat Ranking Satu. “Pastinya senang, puas dan bangga. Akhirnya waktu turun panggung keempat kali bisa jadi Ranking Satu,” ujar  Ari.
                “DIa terlihat ambisius, tapi dilain sisi dia juga mau menunjukkan bahwa dia sebagai kelas XII tidak kalah dengan peserta yang masih kelas X, XI dan SMP. Sikap tidak mau putus asa ini yang harus dicontoh,” Ujar Lusi Sulistyaningsih, salah satu peserta Ranking Satu pada sesi kedua. (ayk)

Jumat, 23 November 2012

Liputan 3


Mading Le Amore, Bernuansakan Romansa Cerita Rakyat

               SMAN 10 Malang kembali unjuk gigi dalam ajang MSC (M-Teens School Competition).  Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, sekolah yang juga dikenal dengan nama SMANDASA ini mengirimkan siswa-siswinya dalam beberapa lomba yang diselenggarakan dalam MSC 2012, seperti MADING (Majalah Dinding) 3D. Dalam tahun ketiga MSC ini, SMANDASA mengirimkan tiga tim MADING 3D yang salah satunya adalah Le Amore.
                Tim MADING 3D yang beranggotakan tujuh siswa kelas XI ini, memilih nama Le Amore sesuai dengan tema dan konsep yang mereka usung. Le Amore berasal dari Bahasa Yunani yang berarti pencari cinta sejati. Tim MADING 3D yang diketuai oleh Wahidyawati ini memang sengaja memilih Le Amore sebagai nama tim karena berhubungan dengan konsep mereka yang ingin menyampaikan pesan tentang cinta. “Kelompok kami ingin mengingatkan kembali bahwa Cerita Rakyat Indonesia itu tidak hanya tentang anak yang durhaka kepada orang tua, tapi juga terdapat kisah-kisah yang tidak kalah romantis dengan sinetron, FTV (Film Televisi) dan bahkan film romantis impor yang sedang booming seperti Breaking dawn,Twillight Saga,” terang Wahidyawati, ketua tim Le Amore SMAN 10 Malang.
                Sebut saja kisah romansa Ande-Ande Lumut dan Klenting Kuning. Kedua tokoh ini merupakan simbol cinta sejati yang didambakan oleh para remaja. Kegigihan Ande-Ande Lumut dalam pencarian Klenting Kuning yang diusir oleh ibu tirinya menunjukkan betapa dalam cinta Ande-Ande Lumut terhadap Klenting Kuning. Cerita Rakyat ini juga mewakili cerita-cerita penuh cinta dan kasih sayang yang sebenarnya telah hadir di kalangan Remaja Indonesia sedari dulu dengan gaya dan alur cerita khasnya sendiri.
                Selain kisah-kisah manis yang disajikan dalam cerita Ande-Ande Lumut dan Klenting Kuning, Tim MADING 3D yang memiliki horoskop yang diperbarui setiap hari ini juga menampilkan kisah cinta dalam Cerita Rakyat Indonesia yang pahit dan penuh problema, yang mereka wakili dengan kisah Jaka Tarub dan Nawang Wulan. Kisah cinta yang awalnya manis diantara Jaka Tarub dan Nawang Wulan akhirnya harus menjadi pahit karena sebenarnya Jaka Tarub dan Nawang Wulan saling mencintai karena terbiasa. Sampai akhirnya Klenting Kuning menyadari bahwa selama dia menikah dengan Jaka Tarub, Jaka Tarub lah yang menyimpan selendang miliknya untuk pulang ke kayangan. Masalah inilah yang akhirnya memunculkan kekecewaan pada diri Nawang Wulan. “Kami sengaja memunculkan dua kisah cinta dari Cerita Rakyat Indonesia yang berlawanan, satu manis dan yang lain pahit. Dari dua cerita itu kita bisa membandingkan kisah romansanya,” Ujar Fanny Astikasari, konseptor Le Amore.
                MADING 3D yang bermaskotkan Klenting Kuning dan Nawang Wulan ini berharap bahwa untuk kedepannya MSC terus diadakan untuk mewadahi bakat dan kreatifitas para remaja, khususnya yang duduk di bangku SMA dan SMP. “Semoga saja MADING 3D milik Le Amore ini bisa mengena di hati pembaca dan memberi wawasan mengenai makna cinta sejati yang sebenarnya, ” ujar Wahyu Dwi Kristyanto, konstruktur Le Amore. (ayk)

Kamis, 22 November 2012

Liputan 2


MSC Kembali Wadahi Bakat Kaula Muda

Pagelaran MSC (M-Teens School Competition) kembali hadir di tengah-tengah pelajar SMA dan SMP se-Malang  Raya. Dibuka secara resmi pada (22/11), MSC 2012 memberikan nuansa baru pada rangkaian acaranya dengan menambahkan lomba-lomba baru yang fresh, seperti Handycraft Uang Racik, M-Teens Idol dan Ranking Satu. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, MSC 2012 hadir dengan lomba-lomba yang merangsang kreatifitas para peserta, misalnya Mading 3D, Young Entrepreneur dan dance competition.
            Acara pembukaan ini semakin semarak dengan dibuka oleh penampilan tari dari Safira Rusda, Putreri Kartini Berbakat 2012. Tidak hanya itu, acara yang dipandu oleh dua pembawa acara ini juga menampilkan bakat bernyanyi dari Ragilda Rahma, Puteri Kartini 2011 yang menyanyikan empat lagu, Butiran Debu yang dipopulerkan oleh Rumor, Sesuatu yang dipopulerkan oleh Syahrini, Sik Asik yang dipopulerkan oleh Ayu Ting Ting, dan Fireworks yang dipopulerkan oleh Katy Perry.
            Acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Dewi Yuhana, Direktur M-Teens yang sekaligus menjadi Koordinator M-Teens School Competition. Dengan menjelaskan lomba-lomba yang diselenggarakan dalam MSC 2012, Dewi juga sempat mengutip kata-kata dari Novel Negeri Lima Menara, “Jangan pernah meremahkan mimpi sekecil apapun, karena sungguh Tuhan Maha Pendengar,”. Dewi juga berharap, M-Teens selalu menjadi acara anak muda terbesar se-Malang Raya. Setelah itu, sambutan berikutnya dilanjutkan oleh perwakilan BI (Bank Indonesia) Kota Malang, Edi Kristiyanto. Edi menjelaskan bahwasannya lomba-lomba baru yang berhubungan dengan ekonomi dan bisnis pada MSC 2012 ini dimaksudkan agar kaula muda Indonesia, khususnya peserta MSC 2012 bisa menjadi remaja yang berkarya dan penuh inovasi dan tidak menjadi pemuda yang hanya bisa mencontoh dan instant.
            Rangkaian kegiatan yang diikuti oleh sejumlah SMA dan SMP se-Malang Raya ini, kemudian dilanjutkan dengan penampilan catwalk dari Duta M-Teens, Finalis Puteri Kartini 2012. Selain itu, Puteri Kartini 2012 juga ikut unjuk gigi dengan berbagi pengalaman saat mengikuti pemilihan Puteri Kartini 2012 dan tugas-tugasnya selama menjabat. “Setelah terpilih menjadi Puteri Kartini 2012, urusan tidak selesai sampai disitu. Tugas ini menurut saya cukup berat, karena saya harus menginspirasi teman-teman saya yang juga para remaja untuk terus berkarya dan mengembangkan bakat masing-masing,” jelas Puteri Kartini 2012, yang biasa dipanggil Zahra.
            Dengan menghitung mundur dari lima sampai satu, acara pembukaan ditutup dan MSC 2012 secara resmi dibuka oleh Dewi Yuhana, Direktur M-Teens, Edi Kristyanto, Perwakilan BI (Bank Indonesia), Sunavip Ra Indrata, Pimpinan Redaksi Malang Post dan perwakilan-perwakilan sponsor. (ayk)

Sabtu, 17 November 2012

Liputan 1

Ber-creativepreneur Bersama Pai Apel               

               
Bertahan dalam dunia usaha di era yang sarat akan kompetisi seperti saat ini membuat semua orang harus memutar otak. Itu pula yang dirasakan oleh Chris Inderayanto, 32 pemilik salah satu toko oleh-oleh di Kota Malang yang diberi nama Pai Apel Malang. Berlokasi di Jalan Raden Tumenggung Suryo, Pai Apel Malang memberikan kesegaran untuk sektor oleh-oleh khas Kota Malang.
                Berawal dari gagasan Chris Inderayanto untuk membuat hal yang baru, Pai Apel Malang dibuat pertama kali pada tahun 2010 dan mulai beroperasi pada tahun 2011 hingga kini sudah memiliki tiga varian rasa, original, cokelat, dan keju. Ide mengolah Apel Malang menjadi Pai ini Chris dapat dari makanan favorit orang barat yang kaya akan rempah-rempah dari Indonesia yang membuat dia juga ingin mengembangkan bahan-bahan khas derah lokal. “Saya  tidak lagi bermodalkan 1 M untuk mendirikan Pai Apel Malang ini, tapi sudah 1 T, Satu Tekat,” ujar Chris Inderayanto dengan nada guyonannya.
                Melihat potensi yang besar di Kota Malang, pai yang membutuhkan waktu satu jam sepuluh  menit pemanggangan ini awalnya dipasarkan dengan dititipkan di beberapa toko, seperti Pia Mangkok. Publishing pun dikemas seapik mungkin hingga menarik minat pembeli. Brosur yang digunakan Pai Apel Malang untuk mempromosikan produknya juga terbilang unik dengan memberikan kesan vintage pada desain dan warna kertasnya. Pembeli dijamin tidak bosan untuk membaca brosur milik toko oleh-oleh yang buka dari pukul 08.00 sampai 21.00 WIB ini. Dengan menambahkan berita, guyonan, dan tips brosur berukuran A3 ini semakin eye-catchy untuk dibaca. “ Sasaran saya disini adalah wisatawan yang berkunjung ke Kota Malang, oleh karena itu saya membuatnya seunik mungkin dan dibuat setiap 2 atau 3 bulan sekali. Ukuran A3 yang tergolong besar juga membantu saya untuk menarik perhatian orang lain untuk membaca, setidaknya bisa satu sampai tiga jam ditangan pembeli, atau bisa jadi dikoleksi oleh pembeli karena unik,” jelas Chris Inderayanato.
                Harga yang cukup terjangkau melihat dari bahan-bahan alami yang digunakan serta rasanya yang sangat khas dengan Apel Kota Malang membuat Pai Apel Malang mulai dikenal. Terlebih pai yang berbahan dasar Apel Manalagi dan Apel Romebeauty ini tidak terbuat dari bahan pengawet. Satu kotak Pai Apel Malang rasa original dan cokelat dibandrol seharga Rp 35.000,-, sedangkan untuk Pai Apel Malang rasa keju dihargai Rp 40.000,-, dan untuk satu kotak mix dihargai Rp 36.500,-. Pembeli juga bisa membeli secara eceran dengan harga Rp 3650,- untuk rasa original dan cokelat dan Rp 4250,- untuk rasa keju. Sejauh ini Pai Apel Malang rasa originallah yang menjadi primadona dikalangan pembeli.
                Bermotto “One Stop shop for Travellers”, keunikan Pai Apel Malang juga terlihat dari komposisinya, yaitu Apel Malang, kismis, terigu, mentega, maizena, gula, garam, pala, kayu manis, susu, cinta, kesabaran, perhatian, dan kasih sayang. Pai Apel Malang juga memiliki caranya sendiri dalam memunculkan loyalitas pembeli dengan program SATPAM (Secret Agent Talkactive of Pai Apel Malang) yang berupa membership. Selain itu, toko oleh-oleh yang memiliki omset sebesar Rp 150 juta per tahun ini juga menawarkan program SPAM (Sekolah Pai Apel Malang) dimana dengan Rp 25.000,- saja pembeli juga bisa membuat Pai Apelnya sendiri dan berfoto ala Malang tempo dulu di studio foto yang disediakan sembari menunggu waktu pemanggangan. “Saya baru pertama kali kesini, kesan dari tempat ini unik, konsepnya bagus,” ujar Jon, pembeli Pai Apel Malang asal Surabaya.
                Persaingan dunia bisnis yang ketat, terutama munculnya toko-toko pai apel baru di kalangan masyarakat tidak dianggap sebagai persaingan oleh Chris Inderayanto. Justru itu dianggapnya sebagai tolak ukur dimana produknya sudah mulai diterima dan diminati masyarakat. “Dalam dunia bisnis kita harus kreatif, baik dalam ide maupun pengembangannya. Para pembisnis sebaiknya membangun kotanya terlebih dahulu dan memunculkan kekhasan dari kota tersebut. Jangan melulu ke kota yang lebih basar untuk berbisnis. Gali kreatifitas dan saling membantu,” terang Chris Inderayanto. (ayk)